Teringat beberapa waktu lalu
ketika menyaksikan acara televisi yang menurut penulis adalah acara yang
berkualitas dibalik konyol dan kurang bermutunya acara-acara televisi saat ini.
Acara itu adalah “Indonesiaku” yang tayang di trans 7 setiap sore. Waktu itu
dalam indonesiaku membahas tenatng Pendidikan, sorotan utamanya adalaha gili
wae di Lombok dan daerah di Banten. Baiklah kita mulai dari Gili Wae. Gili wae
adalah salah satu pulau kecil diantara banyaknya gili di kawasan Lombok. Gili
sendiri berarti pulau kecil dalam Bahasa sasak. Gili wae adalah bagian minor
dari banyak gili yang terkenal di Lombok, bayangkan saja, Lombok yang menjadi
destinasi wisata dalam dan luar negeri terdapat satu pulau yang terisoloir,
dimana anak-anak kecil disana harus menyebrangi lautan untuk sekolah. Mereka
untuk pergi ke sekolah untuk sehari-harinya harus memakai rakit, dan bahkan ada
yang hanya memakai sterofom untuk menyebrang, sendangkan sebagian lainnya harus
berenang. Bayangkan saja, sebuah daerah wisata seperti Lombok masih ada daerah terisolir
dimana siswa harus bertarung dengan alam hanya untuk sekolah. Apakah itu bukan
sebuah kegilaan dalam dunia Pendidikan ? miris sekali.
Kemudian yang kedua
adalah daerah Banten, dimana disana dibahas bagaimana banyaknya anak yang putus
sekolah. Ditambah lagi kebanyakan putus sekolah karena akses sekolah yang jauh
dimana harus melewati hutan dan sungai yang arusnya cukup deras. Bukankah itu juga
sebuah kegilaan dalam dunia Pendidikan juga ? ditambah lagi gilanya adalah ada
sekolah yang mungin bisa disebut gubuk, dimana hanya ada satu ruangan yang
dijadikan sekolah di sebuah daerah di Banten. Gubuk itu dihuni oleh beberapa
kelas. Dan mirisnya hanya ada satu guru yang mengajar. lihatlah betapa minornya
daerah Banten apabila dilihat dari segi geografis hanya sekitar tiga jam dari
daerah khusus ibukota ? miris sekali bukan ? lantas apa gunanya wajib belajar
12 tahun kalau begitu ? apa gunanya ada dana BOS atau Bantuan operasional Sekolah
kalau di daerah yang seharusya dikenal maju saja masih banyak kaum minor yang harus
mati-matian sampai mengorbankan nyawa untuk sekolah ? ah betapa lucunya dunia
Pendidikan.
Comments
Post a Comment