Skip to main content

Aku & Mentari Pagi Oleh : Arief Wibowo


Waktu selalu terganti oleh biasan sinar mentari di setiap pagi, yang kala itu cahaya pagi selalu menyambutku terbangun dari mimpiku, menandakan bahwa cerita baru telah di mulai namun aku selalu berharap terjebak selamanya dalam ilusi mimpi indahku sendiri, aku selalu takut akan sebuah ‘takdir’ yang masih menjadi misteri dalam dunia nyataku tapi itu hanyalah aku di masa lalu, hidup dalam jembatan yang bergoyang tak berani melangkah hanya selalu berpegangan hingga aku bertemu dengannya, dia yang kucari selama ini, dia sinar mentari di pagi hari yang selalu ku nanti, membuat kedua mataku benar-benar bisa melihat apa yang sebelumnya tak dapat kulihat, dengannya aku merasakan kedekatan, dengannya aku merasa nyaman, dan dengannya pula aku merasakan kebahagiaan.
            Kisah ini dimulai 6 tahun yang lalu, bersamaan dengan berakhirnya  masa putih abu dan berawalnya masa kuliahku. Siapa yang menyangka bahwa cerita hidupku yang sesungguhnya akan berawal dari sini, di bangku perkuliahan. Memang tak ada yang istimewa pada masa orientasi kuliah pertamaku, semua ku jalani dengan biasa bahkan sangat biasa. Di kedua tanganku tergenggam plat kayu bertuliskan nama kelompok ospek ku, kenapa harus aku? Tentu karena aku datang paling awal lebih pagi dari pada yang lain membuatku semakin berfikir bahwa ospek itu membosakan namun anggapan itu sirna dengan cepatnya ketika seseorang dari belakang tiba-tiba menepuk pundakku, suara tepukkan pundak mengalihkan perhatianku, sekali menoleh terlihat seorang berparas cantik nan anggun dengan kerudung merah yang menutupi mahkota rambutnya tanda bahwa dia sangat menjaga kehormatannya. “eeh, ini kelompok 32 ya??” aku tersentak dari lamunanku saat alunan suaranya menembus masuk dalam telingaku mengalir ke semua saraf tubuhku.“ehmm, iii..iyaa ini kelompok 32…” jawabku smbil terbata-bata, pesonanya sungguh membuatku tak dapat berkata-kata, papan yang ku bawa pun seakan juga ikut merasakannya.
            Tiga hari berlalu setelah pertemuan itu, saatnya duduk belajar di dalam kelas, semuanya sudah duduk di bangku kesukaan, aku duduk paling belakang. Tiba-tiba “kreekk..” ada yang membuka pintu, ku alihkan pandanganku pada asal suara itu, terlihat tangan putih nan mulus dari balik pintu, jantungku berdebar, aliran darahku semakin cepat, aku tak bisa mengontrolnya ketika wajah cantik yang sangat anggun berhias jilbab bunga-bunga keluar dari balik pintu kayu itu. Yaa... tidak salah lagi dia yang waktu itu, dia yang menepuk pundakku, dia yang ku tunggu-tunggu, sungguh pesona yang tiada duanya. Entah itu sebuah kebetulan atau bukan sepertinya tuhan merencanakan ini semua untukku dan untuk dirinya.
Untuk beberapa waktu akhirnya aku tahu bahwa ‘ghina’ adalah namanya, begitu indah sesuai dengan wajahnya. Sangat ingin aku dekat denganya, entah mengapa? Aku juga tidak tahu mengapa, hanya saja aku seperti melihat ada ‘sesuatu’ hal dalam dirinya yang selama ini aku cari-cari. Dan sekali lagi tuhan benar-benar memepertemukan kami, dia berada di kelompokku saat pembagian tugas mata kuliah dengan bermodalkan basa-basi aku mulai menngobrol dengannya, aku dan ghina terhanyut dalam obrolan dan mulai membicarakan tentang apa itu arti sebuah penderitaan dan kebahagiaan, hingga kusadari bahwa dia benar-benar seorang wanita yang ku cari selama ini, dia wanita yang kuat, ketegaran hatinya menyentuh jiwa dan hati kecilku, di atas banyaknya cobaan hidupnya dia masih bisa tersenyum dengan manisnya, bagaimana denganku? Bagaimana jika aku menjadi drinya? Masih bisakah aku tetap tersenyum sepertinya? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul ketika aku melihat tawa riangnya, aku tak mau tawa lepasnya itu hilang, aku masih ingin melihatnya di dalam setiap detik hidupku, tawanya itu menyinari hati gelapku, bagai sinar mentari yang mengganti malam dengan pagi.
Kedekatan menghadirkan kenyamanan dan kenyamanan menghadirkan sebuah ‘cinta’. Waktu telah mengubah kami berdua, mengajarkan aku dan ghina tentang arti sebuah kedekatan dan cinta, dua hal yang berbeda tapi tak dapat dipisahkan. 4 tahun sudah berlalu semenjak pertemuan itu, tapi kedekatan aku dan ghina tak berlalu begitu saja, masa kuliahku telah usai namun kehidupanku belum selesai. Hidup masih tetap kujalani bersamanya tanpa ada keraguan dan tanpa ada niat untuk meninggalkan karena aku sudah menentukan pilihan bahwa dirinyalah  sebagai pendamping kehidupan. Mendapat predikat ‘lulus’ dan bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan cukup untuk tabunganku di masa depan, cobaan demi cobaan juga datang, banyak sudah masalah hidup yang ku alami namun tetap kujalani.

Bekas robekan kertas kalender dinding kian waktu semakin melimpah tanda bahwa hari dan tahun terus berganti kedekatan kami juga kian berganti menjadi sebuah ikatan, tepatnya ikatan seumur hidup. Aku dan ghina telah menikah, janji yang kami ucapkan pada pesta pernikahan takkan pernah kami lupakan. Dan sekarang aku dapat benar-benar merasakan lembutnya pancaran sinar mentari pagi dari senyumnya, tanpanya aku adalah malam yang takkan pernah menjadi pagi, tanpanya jua jembatan yang dulunya bergoyang bisa ku sebrangi karena kudapati dirinya telah menanti di penguhujung tali.

Comments

Popular posts from this blog

Lagu balonku ada lima dan keberagaman Indonesia

Malam itu saya diajak berbincang dengan salah satu sahabat saya,kami akan membicarakan progres-progres gerakan kami dikantor,tapi sebelum itu ada pembicaraan diluar itu kebetulan dikantor sedang berkumpul kaum-kaum muda yang haus akan diskusi akhir nya kami membicarakan politik indonesia,agama,sampai pada pembahasan kebudayaan indonesia,saya lebih banyak menyimak pembicaraan mereka hanya sesekali saja saya memberikan komentar,suasana saat itu kadang serius kadang pula diselipkan candaan-candaan yang menggelitik seperti ada yang mengatakan ingin jadi presiden dan menyampaikan visi misi nya yang absurt,ada pula yang ingin jadi mentri-mentri nya untuk menjalankan visi dan misi yang absurt tersebut.           Setelah berbicara ngalor ngidul saya melihat suasana itu seperti balon yang mempunyai banyak warna,lalu saya membayangkan tentang indonesia itu seperti balon yang mempunya banyak warna ada hijau,kuning,kelabu,merah muda,dan biru bahkan indonesia mempunya lebih banyak warna lagi

PROJECT IKLAN - SANMAC (MAKARONI YANG UH BANGET) #CaraBIsingKreatif