Skip to main content

Sokola Rimba



Sokola Rimba, Film yang mengangkat sebuah kebudayaan masyarakat Jambi pedalaman, film yang menarik. Film ini menunjukan betapa mereka, masyarakat pedalaman jambi yang dianggap "primitif" oleh orang-orang berdasi yang mengaku "berpendidikan" padahal faktanya mereka tidak lebih "primitif" dari orang-orang pedalaman ini. mereka, orang-orang pedalaman jambi ini lebih modern cara berpikirnya karena mereka sadar bahwa mereka tak akan bisa hidup tanpa alam.
Berbeda dengan orang-orang "berpendidikan" yang hanya memikirkan kepentingannya untuk memperkaya diri tanpa memikirkan bahaya dari mengexploitasi hutan sumatra dengan semena-mena. orang-orang "berpendidikan" ini dengan seenak hatinya menebang hutan tanpa izin yang resmi dan berani membohongi masyarakat setempat yang tidak ada satupun penduduknya bisa membaca dan menulis dengan perjanjian yang menipu mereka. Mereka membohongi penduduk setempak dengan memanfaatkan kelemahan mereka yang tidak bisa membaca dengan menipu membuat perjanjian penebangan hutan dan pembuatan lahan sawit dengan menukarnya dengan beberapa kaleng biskuit, gula, rokok, dan kopi.
Bukankah dengan cara ini betapa menunjukan kenaifan cara berpikir mereka yang mengaku "berpendidikan" tapi berani menipu orang pedalaman yang belum bisa baca dan tulis ? bukankah itu juga menunjukan betapa lebih primitifnya orang-orang "berpendidikan" ini dari orang-orang setempat yang bahkan belum mengenal sandal, tapi mereka sadar akan betapa bergunanya alam demi kelangsungan hidup mereka. Sebagai contoh mereka tidak pernah menebang pohon dihutan secara berlebihan, tapi secukupnya asal bisa mencukupi apa yang mereka butuhkan. Berbeda dengan orang "berpendidikan" ini yang tidak pernah belajar betapa murkanya alam bila diexploitasi secara berlebihan demi lembaran uang yang tidak berarti bila alam sudah menunjukan taringnya. Entahlah, mungkin ini hanya pemikiran polos dari seorang lelaki yang hanya bisa berfikir secara fana yang terinspirasi dari sebuah film saja, entahlah. 
(Pen : Mamang)



Comments

Popular posts from this blog

Lagu balonku ada lima dan keberagaman Indonesia

Malam itu saya diajak berbincang dengan salah satu sahabat saya,kami akan membicarakan progres-progres gerakan kami dikantor,tapi sebelum itu ada pembicaraan diluar itu kebetulan dikantor sedang berkumpul kaum-kaum muda yang haus akan diskusi akhir nya kami membicarakan politik indonesia,agama,sampai pada pembahasan kebudayaan indonesia,saya lebih banyak menyimak pembicaraan mereka hanya sesekali saja saya memberikan komentar,suasana saat itu kadang serius kadang pula diselipkan candaan-candaan yang menggelitik seperti ada yang mengatakan ingin jadi presiden dan menyampaikan visi misi nya yang absurt,ada pula yang ingin jadi mentri-mentri nya untuk menjalankan visi dan misi yang absurt tersebut.           Setelah berbicara ngalor ngidul saya melihat suasana itu seperti balon yang mempunyai banyak warna,lalu saya membayangkan tentang indonesia itu seperti balon yang mempunya banyak warna ada hijau,kuning,kelabu,merah muda,dan biru bahkan indonesia mempunya lebih banyak warna lagi

PROJECT IKLAN - SANMAC (MAKARONI YANG UH BANGET) #CaraBIsingKreatif

Aku & Mentari Pagi Oleh : Arief Wibowo

Waktu selalu terganti oleh biasan sinar mentari di setiap pagi, yang kala itu cahaya pagi selalu menyambutku terbangun dari mimpiku, menandakan bahwa cerita baru telah di mulai namun aku selalu berharap terjebak selamanya dalam ilusi mimpi indahku sendiri, aku selalu takut akan sebuah ‘takdir’ yang masih menjadi misteri dalam dunia nyataku tapi itu hanyalah aku di masa lalu, hidup dalam jembatan yang bergoyang tak berani melangkah hanya selalu berpegangan hingga aku bertemu dengannya, dia yang kucari selama ini, dia sinar mentari di pagi hari yang selalu ku nanti, membuat kedua mataku benar-benar bisa melihat apa yang sebelumnya tak dapat kulihat, dengannya aku merasakan kedekatan, dengannya aku merasa nyaman, dan dengannya pula aku merasakan kebahagiaan.             Kisah ini dimulai 6 tahun yang lalu, bersamaan dengan berakhirnya  masa putih abu dan berawalnya masa kuliahku. Siapa yang menyangka bahwa cerita hidupku yang sesungguhnya akan berawal dari sini, di bangku perkuliahan