Skip to main content

Pertemuan si GUNDUL

Si gundul seharusnya lebih cerdas mengahadapi situasi yang sedang mengganggunya ini, situasi yang dari beribu sudut sedang menyerangnya, sudut uang, sudut mental, sudut tanggung jawab, sudut kepercayaan kepada tuhan, sudut kesabaran, sudut ketenangan, dan masih banyak sudut lagi yang menghampiri si gundul.
Melihat dari kejauhan gundul sepertinya lelah, gundul berjalan tak semangat, tidur pun tak semangat, akhirnya pada suatu ketika si gundul harus menyendiri di sebuah gua yang sangat gelap dan sempit, entah apa yang di pikirkan si gundul  untuk mengambil keputusan itu.
Di tengah diamnya si gundul menangis sangat lepas, lalu gundul tiba-tiba ketakutan dan ingin segera keluar dari gua itu, di tabraknya dinding-dinding, sampai dia terguling-guling karena terburu-buru ingin keluar dari gua itu, sampainya di mulut gua, si gundul langsung bersujut masih sambil menangis, “aku tidak seimbang, aku tidak seimbang aku tidak seimbang” bisiknya pelan.


Spiritual, mental, moral, intelekual alangkah lebih baiknya untuk selalu kita seimbangkan? Jika tak seimbang hancurlah kita sebagai manusia, bukankah alam sendiri sudah memberikan gambaran jelas tentang konsep keseimbangan? Begitu tak sombongnya matahari yang mau mengalah ketika dia harus bergantian dengan bulan dan bintang untuk menampakkan diri ?, begitu iklasnya tanah yang rela menjadi alas untuk semua makhluk hidup dan tak pernah iri kepada awan dan langit yang berposisi di atasnya?, begitu luar biasanya akar yang menjadi kekuatan untuk tegaknya tumbuhan?, bukankah alam sudah mempertegas tentang sikap seimbang itu sangat di butuhkan?, lalu pertanyaannya, siapa yang menciptakan alam yang bisa kita jadikan pengalaman atau penyadaran tentang ilmu keseimbangan?
Siapa?
Siapa?
Kau jawab TUHAN? Seberapa jauh kau paham TUHAN?
Seberapa jauh DIA kau jadikan landasan?
Seberapa sering kau merasa kau berTUHAN?

Penulis : Punto Ali Fahmi

Comments

Popular posts from this blog

Lagu balonku ada lima dan keberagaman Indonesia

Malam itu saya diajak berbincang dengan salah satu sahabat saya,kami akan membicarakan progres-progres gerakan kami dikantor,tapi sebelum itu ada pembicaraan diluar itu kebetulan dikantor sedang berkumpul kaum-kaum muda yang haus akan diskusi akhir nya kami membicarakan politik indonesia,agama,sampai pada pembahasan kebudayaan indonesia,saya lebih banyak menyimak pembicaraan mereka hanya sesekali saja saya memberikan komentar,suasana saat itu kadang serius kadang pula diselipkan candaan-candaan yang menggelitik seperti ada yang mengatakan ingin jadi presiden dan menyampaikan visi misi nya yang absurt,ada pula yang ingin jadi mentri-mentri nya untuk menjalankan visi dan misi yang absurt tersebut.           Setelah berbicara ngalor ngidul saya melihat suasana itu seperti balon yang mempunyai banyak warna,lalu saya membayangkan tentang indonesia itu seperti balon yang mempunya banyak warna ada hijau,kuning,kelabu,merah muda,dan biru bahkan indonesia mempunya lebih banyak warna lagi

PROJECT IKLAN - SANMAC (MAKARONI YANG UH BANGET) #CaraBIsingKreatif

Aku & Mentari Pagi Oleh : Arief Wibowo

Waktu selalu terganti oleh biasan sinar mentari di setiap pagi, yang kala itu cahaya pagi selalu menyambutku terbangun dari mimpiku, menandakan bahwa cerita baru telah di mulai namun aku selalu berharap terjebak selamanya dalam ilusi mimpi indahku sendiri, aku selalu takut akan sebuah ‘takdir’ yang masih menjadi misteri dalam dunia nyataku tapi itu hanyalah aku di masa lalu, hidup dalam jembatan yang bergoyang tak berani melangkah hanya selalu berpegangan hingga aku bertemu dengannya, dia yang kucari selama ini, dia sinar mentari di pagi hari yang selalu ku nanti, membuat kedua mataku benar-benar bisa melihat apa yang sebelumnya tak dapat kulihat, dengannya aku merasakan kedekatan, dengannya aku merasa nyaman, dan dengannya pula aku merasakan kebahagiaan.             Kisah ini dimulai 6 tahun yang lalu, bersamaan dengan berakhirnya  masa putih abu dan berawalnya masa kuliahku. Siapa yang menyangka bahwa cerita hidupku yang sesungguhnya akan berawal dari sini, di bangku perkuliahan