Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2017

Kirana (Dalam Bayang Pendidikan)

Kirana adalah seorang sangat menggilai ilmu pengetahuan. Bahkan Kirana rela untuk menunda waktu menikahnya karena lebih mementingkan pendidikan formal. Kirana mendalami sekali ilmu-ilmu kajian sosial yang sedang hanggat maupun yang sudah lewat. Karena Kirana merasa kehidupan sosial memang sangat menarik dikaji terutama tentang fenomena-fenomena yang ada di lingkungan masyarakat. Karena kesukaannya tersebutlah Kirana menggilai pendidikan formal sehingga hidupnya banyak berkecimpung dalam buku-buku literatur dan kajian-kajian ilmiah. Suatu masa, Kirana melakukan sebuah penelitian dan pengkajian terhadap fenomena mengenai prostitusi disebuah lokalisasi. Disana Kirana bertemu dan dibantu dengan orang yang cukup berpengaruh dan paham mengenai dunia lokalisasi. Suatu waktu orang tersebut bertanya pada Kirana, “eh mbak, maaf memang apa tujuan mbak mengamati dan mengkaji dunia yang kami geluti ? apakah ada manfaat untuk kami dengan kajian yang mbak lakukan ?”. karena pernyataan orang ters

Dengarlah

Dengarlah hai dengarlah penikmat duniawi, Kokok ayam pagi buta itu bukanlah sembarang suara, Dengarlah hai dengarlah perasa kesenangan Suara gonggong anjing dipagi buta itu bukanlah sembarang suara, Rasalah hai rasalah wahai perasa dunia malam, Suara serangga pagi buta ini bukanlah sembarang suara, Percayalah, sungguh percayalah. Wahai tuhan, aku tak kuasa melawan kehendakmu, Sungguh aku berpasrah. (Pen.: Mamang)

Passion Sebagai Refleksi Menentukan Jalan Hidup

Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses   dalam hidup adalah   banyaknya materi yang dimiliki   (rumah, mobil, uang dan harta lain).   Passion   (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreativitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki kekayaan banyak. Kemudian, b agi orang Asia,   banyaknya kekayaan   yang dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila   “lebih banyak orang menyukai “ cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan isteri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila “ perilaku koruptif ” pun ditolerir/diterima sebagai sesuatu y an g wajar. Selanjutnya b agi orang Asia, pendidikan “ identik dengan hafalan ” berbasis “kunci jawaban” “ bukan pada kontekstual/ isi ” .   Sehingga tes seperti U jian Nasi

Bukber : #CaraBising dan Teater Anak Emas

Bukber berasal dari dua suku kata, yaitu Buk = buka dan Ber = bersama. Buka bersama berarti suatu acara yang bertujuan untuk makan, minum, dan lain-lain guna membatalkan ritual puasa saat bedug magrib terdengar. Buka bersama biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Jadi apabila berbuka hanya dilakukan sendiri didalam atau diluar ruangan berarti itu namanya bukan buka bersama, karena tidak dilakukan bersama-sama, mengerti ! Oke kembali ke topik, pada buka bersama yang dilaksanakan pada tanggal 6 juni 2017 kemarin yang bertempat di kantor #CaraBising bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi sekaligus sarasehan. Kalau ada yang bertanya kenapa harus ada silaturahmi ? jawabannya mudah, kalau tidak ada silaturahmi berarti tidak ada pertemanan, tidak ada pertemanan berarti tidak ada sahabatan, tidak ada sahabatan berarti tidak ada saling mbribik, tidak ada saling mbribik berarti tidak bisa berjodoh.  Oke sedikit intermezzo agar ga spaneng, kembali ketopik lagi. Tujuan silaturah

HANYA SESAAT

Oleh : Lugina Aizzani Ku tahu, Engkau tahu, Kita semua pun tahu, Dipanggung    ini tiada abadi, Disini kita hanya sementara, disini kita hanya sesaat saja, kita mainkan peran, Kaya. . . . Miskin. . . . Baik. . . . Jahat. . . . Tapi apa pun peran yang kita mainkan, sutradara berharap. . . . Diakhir cerita. . . . Sebelum layar panggung tertutup sebelum kaki melangkah dikehidupan yang abadi kita semua ada dijalannya